Lumajang – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami lima kali erupsi beruntun pada Senin (22/9/2025) pagi. Tinggi letusan mencapai hingga 700 meter dari puncak kawah.
Laporan Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur mencatat erupsi berlangsung sejak pukul 02.43 WIB hingga 07.59 WIB. Erupsi pertama terjadi pukul 02.43 WIB, berupa asap putih kelabu pekat setinggi 700 meter ke arah barat daya. Letusan serupa kembali terjadi pukul 04.44 WIB dengan arah sama. Hanya 44 menit kemudian, pukul 05.28 WIB, erupsi kembali terjadi dengan kolom abu ke arah barat dan barat daya.
Aktivitas gunung berlanjut pada pukul 07.44 WIB, menghasilkan letusan asap putih kelabu setinggi 500 meter ke arah barat laut. Selang 15 menit, pukul 07.59 WIB, erupsi kelima terekam dengan kolom abu setinggi 500 meter ke arah barat. Rentetan erupsi tersebut terekam seismograf dengan amplitudo maksimal 22 milimeter dan durasi terlama 182 detik.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 22 September 2025 pukul 07.59 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 500 meter di atas puncak,” tulis petugas PPGA Semeru, Sigit Rian Alfian, dalam keterangan resminya.
Dalam 24 jam terakhir atau pada Minggu (21/9/2025), Gunung Semeru tercatat mengalami 70 kali erupsi. Namun, sebagian besar tak terpantau secara visual karena tertutup kabut tebal.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono, menyampaikan belum ada laporan dampak dari erupsi pagi ini. “Dampak sementara nihil, belum ada laporan yang masuk,” ujarnya.
Ia menambahkan, status aktivitas Semeru masih berada di Level II (Waspada). Masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 8 kilometer di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, serta menjaga jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang aliran tersebut. Potensi perluasan awan panas dan aliran lahar diperkirakan bisa mencapai hingga 13 kilometer dari puncak, terutama saat hujan deras mengguyur kawasan sekitar.
“Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” imbau Yudhi.
Meski dampak erupsi kali ini masih nihil, masyarakat diminta tetap meningkatkan kewaspadaan. Aktivitas Gunung Semeru menunjukkan bahwa potensi bahaya masih tinggi dan perubahan kondisi bisa terjadi sewaktu-waktu.
(Sumber – Kompas)

