JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penguatan signifikan pada perdagangan Senin (20/10/2025), naik 1,97% ke level 8.071,29 pada penutupan sesi pertama. Rebound ini terjadi setelah sepanjang pekan sebelumnya IHSG jatuh 4,14% dan sempat tergelincir lebih dari 3% secara intraday.
Kenaikan indeks terutama ditopang reli saham perbankan berkapitalisasi besar. Saham BBRI naik 6,29%, BBCA 6,33%, BMRI 6,42%, BBTN 8,33%, dan BBNI 7,63%. Kontribusi terbesar datang dari BBRI yang menambah 36,41 poin terhadap indeks, disusul BBCA 34,05 poin dan BMRI 22,85 poin.
Sektor finansial, properti, dan konsumer primer tercatat sebagai penggerak utama penguatan hari ini. Kendati demikian, pelaku pasar masih mewaspadai risiko volatilitas akibat ketegangan geopolitik global yang memanas pada akhir pekan lalu.
Penguatan IHSG ini juga terjadi bertepatan dengan momentum satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Selama periode tersebut, sejumlah kebijakan besar telah digulirkan, mulai dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), pendirian Sekolah Rakyat, hingga reformasi BUMN dengan pembentukan Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Program MBG yang diluncurkan sejak Januari 2025 menargetkan 82,9 juta penerima manfaat, namun pelaksanaannya masih menghadapi kendala infrastruktur dapur dan rantai distribusi di wilayah terpencil. Di sektor pendidikan, pemerintah telah meresmikan 165 Sekolah Rakyat Rintisan dan berencana membangun 108 gedung permanen mulai Oktober 2025.
Di bidang ekonomi, pemerintah menggelontorkan paket stimulus 2025 berupa subsidi listrik, bantuan sembako, Bantuan Subsidi Upah (BSU), diskon transportasi, dan program magang tenaga kerja muda guna menjaga daya beli masyarakat.
Meski ambisius, tahun pertama pemerintahan ini juga diwarnai dinamika politik, termasuk demonstrasi besar pada Agustus 2025 yang menyoroti transparansi anggaran dan efektivitas program sosial.
Memasuki tahun kedua, tantangan utama pemerintah adalah memastikan seluruh kebijakan berjalan efektif dan tidak hanya berhenti pada tataran konsep.
(Sumber – CNBC Indonesia)

