Cortara - Indonesia Online News Logo Small

IHSG Masih Tertekan, Sektor Teknologi dan Utilitas Jadi Penekan Utama

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum berhasil keluar dari tekanan pada perdagangan Rabu (29/10/2025). Hingga akhir sesi pertama, IHSG melemah tipis 0,07% ke level 8.086,58.

Sebanyak 333 saham tercatat menguat, 343 saham melemah, dan 280 stagnan. Aktivitas perdagangan siang ini terbilang lesu dibandingkan hari-hari sebelumnya, dengan nilai transaksi sebesar Rp9,26 triliun. Total saham yang berpindah tangan mencapai 15,48 miliar lembar dalam 1,32 juta transaksi.

Berdasarkan data Refinitiv, sektor utilitas dan teknologi menjadi dua sektor dengan penurunan terdalam, sementara sektor bahan baku dan keuangan justru menguat.

Pelemahan indeks turut dipengaruhi oleh koreksi saham emiten milik Grup Sinar Mas, Dian Swastatika Sentosa (DSSA), yang anjlok 4,33% ke level Rp80.725. Saham ini menekan IHSG sebesar -14,05 poin.

Saham Telkom Indonesia (TLKM) juga turut menyeret indeks setelah turun 3,53% siang ini, berbalik arah dari kenaikan dua hari sebelumnya yang mencapai 3,34%. Penurunan TLKM menambah beban IHSG sebesar -13,73 poin.

Tak hanya itu, saham energi terbarukan milik Prajogo Pangestu, Barito Renewables Energy (BREN), turut melanjutkan tren koreksi dengan penurunan 2,53% dan menyumbang tekanan -8,56 poin terhadap indeks.

Di sisi lain, sejumlah saham mencoba menahan pelemahan pasar, di antaranya Bank Central Asia (BBCA) yang mengangkat IHSG 7,17 poin, Merdeka Copper Gold (MDKA) sebesar 6,41 poin, dan Bumi Resources Minerals (BRMS) sebesar 5,62 poin.

Saham MDKA sendiri melesat 10,6% ke level Rp2.400, setelah sehari sebelumnya sempat terkoreksi 3,56%.

Meski pergerakan IHSG masih fluktuatif, indeks sempat dibuka menguat tipis 0,18% di awal perdagangan ke level 8.107,37. Volatilitas ini masih mencerminkan ketidakpastian pasar setelah pada awal pekan indeks sempat anjlok lebih dari 3,5% sebelum ditutup melemah 1,87%.

Pada perdagangan Selasa (28/10), IHSG masih gagal bertahan di atas level psikologis 8.100. Namun pelaku pasar kini menanti arah kebijakan suku bunga bank sentral yang diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan — langkah yang diharapkan mampu mengangkat optimisme pasar saham domestik.

Optimisme juga datang dari Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Purbaya Yudhi Sadewa, yang yakin IHSG dapat menembus 9.000 hingga akhir tahun.

“Kalau ditanya soal IHSG, saya bilang to the moon,” ujarnya dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Purbaya bahkan memproyeksikan IHSG bisa mencapai 32.000 poin dalam sepuluh tahun mendatang, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dan siklus bisnis berjalan normal.

“Bukan tebak-tebakan atau ramalan, tapi berdasarkan perhitungan ekonomi dan pola yang berulang selama 20–30 tahun terakhir,” jelasnya.

(Sumber – CNBC Indonesia)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *