JAKARTA — Rencana konsolidasi antara dua perusahaan teknologi besar, GoTo dan Grab, kembali menunjukkan perkembangan positif. CEO BPI Danantara Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan sinyal optimistis terkait kemungkinan penggabungan usaha tersebut, yang dinilai dapat membawa perubahan signifikan pada struktur persaingan layanan transportasi dan digital di Indonesia maupun kawasan.
“Positif, sinyalnya positif,” ujar Rosan usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (27/11). Ketika ditanya peluang merger tersebut, Rosan memberikan anggukan yang menegaskan sikapnya.
Di kesempatan yang sama, Rosan juga menyinggung proses negosiasi akuisisi saham Lotte Chemical oleh Danantara yang disebut masih berlangsung. “Lagi negosiasi antara 25-30 persen,” katanya.
Secara terpisah, Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara, Pandu Sjahrir, menekankan bahwa fokus utama pihaknya terkait isu merger GoTo–Grab adalah hubungan business-to-business (B2B) antarkorporasi.
“Nantinya, kita pasti akan support, tapi kita lihat. Karena yang penting juga dari sisi commercial return harus ada. Jadi, kita harus juga menjaga itu,” ujar Pandu saat menghadiri pembukaan Bulan Fintech Nasional (BFN) 2025 di Jakarta, Selasa (11/11).
Ia menegaskan bahwa keputusan soal merger tetap berada di tangan kedua perusahaan. “Kalau soal itu (penggabungan GoTo dan Grab) kita serahkan ke perusahaan masing-masing. Kan pemerintah juga sudah memberikan masukan, kita pasti ikuti masukannya dari pemerintah,” ucapnya.
Danantara memiliki keterlibatan dalam wacana merger ini karena posisinya yang berkaitan dengan investasi Telkom dan Telkomsel terhadap GoTo, dengan nilai sekitar Rp6,4 triliun.
(Sumber – CNN Indonesia)

