JAKARTA – Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) mendorong pemerataan literasi keuangan digital dengan memperluas edukasi fintech ke berbagai daerah, menyusul temuan survei bahwa tingkat adopsi layanan tersebut masih terpusat di Jawa. Melalui program Indonesia Fintech Youth Community (INFINITY), AFTECH menggelar rangkaian kegiatan Bulan Fintech Nasional (BFN) 2025 dan kampanye #FintechAmanTepercaya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sekretaris Jenderal AFTECH, Firlie Ganinduto, menjelaskan bahwa langkah ini menjadi tindak lanjut dari Annual Members Survey (AMS) 2024–2025, yang menunjukkan kesenjangan pemanfaatan fintech antarwilayah. “Adopsi fintech masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Untuk itu, diperlukan upaya memperluas jangkauan edukasi ke daerah-daerah yang memiliki potensi besar seperti Bangka Belitung,” kata Firlie dalam keterangan tertulis, Jumat (5/12/2025).
Ia menekankan bahwa generasi muda menjadi target utama karena memiliki peran penting dalam ekosistem ekonomi digital. “Mereka perlu diberi pemahaman yang kuat tentang cara mengelola keuangan, mengenali risiko penipuan digital, serta memanfaatkan teknologi finansial secara aman dan bertanggung jawab. Program INFINITY dirancang untuk menjawab kebutuhan itu,” ujar Firlie.
Bangka Belitung dipilih sebagai wilayah prioritas karena mencatat capaian signifikan dalam pembangunan ekonomi digital. Provinsi ini berada di peringkat kedua nasional pada Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2025. Firlie menambahkan, “Dengan potensi ekonomi digital yang luar biasa, Babel adalah wilayah strategis untuk memperluas pemahaman ekonomi digital. Kami ingin mendorong generasi mudanya agar mampu memanfaatkan potensi daerah melalui teknologi keuangan yang aman dan tepercaya.”
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bangka Belitung, Rommy S. Tamawiwy, turut menyoroti pesatnya pertumbuhan transaksi digital di provinsi tersebut. Ia mencatat lonjakan 164,24 persen secara tahunan pada transaksi QRIS di triwulan III-2025, dengan volume mencapai 13,6 juta transaksi hingga Oktober dan lebih dari 225 ribu pengguna. “Sebanyak 181.089 merchant telah terhubung dengan QRIS, didominasi oleh pelaku usaha mikro. Hal ini menegaskan bahwa penggunaan pembayaran digital sudah menjadi lifestyle masyarakat Bangka Belitung,” ujarnya.
Namun, Rommy mengingatkan bahwa perkembangan digital membawa ancaman tersendiri, seperti fintech ilegal, informasi menyesatkan, dan judi online. Program INFINITY Goes to Campus dinilai menjadi intervensi strategis. “Melalui inisiasi dan kolaborasi ini, kami berkeyakinan penuh bahwa setiap peserta yang hadir hari ini akan menjadi frontliner akselerasi keuangan digital,” katanya.
Dari sisi regulator, Manajer Madya OJK Bangka Belitung, Andrias Masil, menekankan pentingnya literasi sebagai pendamping perluasan akses keuangan. Pemerintah telah menargetkan indeks inklusi keuangan mencapai 91 persen pada 2025 dan meningkat hingga 98 persen pada 2045. “Akses saja tidak cukup jika tidak diiringi peningkatan literasi. Kita ingin memastikan masyarakat tidak hanya mengakses, tetapi juga memahami produk keuangan yang digunakan,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa sinergi antara regulator, pelaku industri, dan asosiasi menjadi kunci menciptakan masyarakat yang melek fintech. Melalui kegiatan INFINITY di Bangka Belitung, AFTECH bersama OJK, BI, serta pelaku industri berharap upaya ini dapat mempercepat distribusi literasi keuangan digital dan memperkuat kemampuan generasi muda memanfaatkan fintech secara aman, tepercaya, dan produktif.
(Sumber – Kompas)

