CORTARA.id – Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan kandungan mikroplastik di setiap sampel air hujan di wilayah Jakarta. Temuan ini menunjukkan polusi plastik kini telah memasuki lapisan atmosfer dan kembali turun ke permukaan bumi bersama hujan.
“Beberapa tahun terakhir ini, tim penelitian kami menemukan bahwa air hujan di Jakarta mengandung partikel mikroplastik, yaitu potongan plastik yang ukurannya lebih kecil dari 5 mm. Temuan ini tidak berarti bahwa air hujan ini beracun, tapi ini menunjukkan bahwa partikel plastik ini sudah tersebar sampai ke atmosfer atau udara yang kita hirup,” tutur Reza.
“Ditemukan sekitar 15 partikel mikroplastik per meter persegi setiap hari pada sampel hujan di kawasan pesisir Jakarta,” tambah peneliti BRIN, Muhammad Reza Cordova, dirilis BRIN, Kamis (16/10/2025).
Reza menjelaskan, partikel tersebut berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka. Mikroplastik umumnya berbentuk serat atau serpihan kecil dari polimer seperti poliester, nilon, polietilena, polipropilena, hingga polibutadiena dari ban kendaraan.
Menurutnya, plastik tidak hilang dari lingkungan melainkan pecah menjadi bagian lebih kecil dan ikut terbawa dalam siklus udara, air, dan tanah. Proses jatuhnya mikroplastik bersama hujan ini dikenal dengan istilah atmospheric microplastic deposition.
“Yang beracun bukan air hujan, tetapi partikel mikroplastik di dalamnya karena mengandung bahan kimia aditif atau menyerap polutan lain,” kata Reza.
BRIN mencatat mikroplastik membawa senyawa berbahaya seperti ftalat, bisfenol A (BPA), dan logam berat yang berpotensi mengganggu fungsi hormon hingga memicu peradangan, iritasi, kerusakan jaringan, bahkan mutasi DNA dan gangguan reproduksi.
(Sumber – BRIN)

