By 
Jawa Timur – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5 mengguncang wilayah Sumenep dan Pulau Sapudi, Jawa Timur, pada Selasa (30/9) pukul 23.49 WIB. BMKG melalui Stasiun Geofisika Sleman yang bertugas sebagai Pusat Gempa Regional 7 melaporkan adanya 162 gempa susulan hingga Kamis (2/10/2025).
Dari total susulan tersebut, dua di antaranya—termasuk gempa utama—terasa oleh masyarakat sekitar. Rentang kekuatan gempa susulan tercatat bervariasi antara magnitudo 1,9 hingga 4,4 dengan frekuensi yang terus menurun seiring waktu.
Sebagian besar gempa susulan memiliki kekuatan di antara magnitudo 2,0 hingga kurang dari 3,0, yakni sebanyak 141 kejadian. Sementara gempa berkekuatan 3,0 hingga mendekati 4,0 tercatat 16 kali. Dalam tiga jam pertama setelah gempa utama, tercatat 42 susulan. Namun pada Kamis pagi, antara pukul 02.49 hingga 05.49 WIB, hanya tersisa enam gempa susulan.
Analisis BMKG menunjukkan episenter gempa berada pada koordinat 7,35° LS dan 114,22° BT, tepatnya di laut sekitar 58 kilometer tenggara Sumenep dengan kedalaman 12 kilometer. Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa tersebut tergolong gempa tektonik kerak dangkal akibat aktivitas sesar aktif di dasar laut.
Ia menyebut gempa ini masuk kategori merusak karena getarannya dirasakan luas hingga Tuban, Denpasar, Gianyar, Lombok Utara, Kuta, hingga Blitar. Sejumlah kerusakan bangunan dilaporkan terjadi di Pulau Sapudi. Menurutnya, kerusakan dipicu oleh hiposenter yang dangkal, kondisi tanah yang lunak, serta konstruksi bangunan yang tidak memenuhi standar tahan gempa.
Sementara itu, BNPB mencatat dampak korban dan kerusakan mulai terlihat. Hingga Rabu (1/10) pukul 08.28 WIB, tiga warga dilaporkan mengalami luka-luka. Sebanyak 30 rumah terdampak, termasuk empat fasilitas ibadah dan satu fasilitas kesehatan. Getaran kuat saat kejadian membuat warga panik dan berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
(Sumber – CNBC Indonesia)
