By 
JAKARTA — Pemerintah optimistis Indonesia akan kembali mencapai swasembada beras dalam waktu dekat. Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman menyebut, pencapaian itu ditopang oleh kenaikan produksi yang signifikan selama satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Alhamdulillah, kalau tidak ada aral melintang, satu bulan dua bulan ke depan kita mencapai swasembada dalam waktu sesingkat-singkatnya, secepat-cepatnya dengan produksi estimasi 34 juta ton,” ungkap Amran dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (22/10).
Berdasarkan data hingga Oktober 2025, produksi beras nasional telah mencapai 33,19 juta ton, naik dari sekitar 30 juta ton pada tahun sebelumnya. Estimasi Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan volume produksi berpotensi menembus 34,3 juta ton pada akhir 2025. “Naik 4 juta ton dalam satu tahun. Ini adalah lompatan tertinggi sepanjang sejarah,” ujar Amran.
Di sisi ekonomi, sektor pertanian mencatat kontribusi 13,83 persen terhadap PDB nasional sepanjang tahun ini. Nilai Tukar Petani (NTP) juga menyentuh angka tertinggi, yaitu 124,36 poin. Amran menilai perkembangan tersebut dipengaruhi kebijakan kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dari Rp5.000 menjadi Rp6.500 per kilogram. “Alhamdulillah petani menikmati harga itu,” katanya.
Serapan beras oleh Perum Bulog turut menembus rekor baru dengan volume pembelian mencapai 4,2 juta ton dalam setahun. Di saat yang sama, ekspor produk pertanian Indonesia tercatat naik 42,19 persen dibandingkan tahun 2024.
Proyeksi Neraca Pangan Nasional yang disusun Bapanas bersama sejumlah kementerian menunjukkan kecukupan pasokan pangan utama. Produksi beras diperkirakan mencapai 34,34 juta ton, sementara kebutuhan nasional berada di angka 30,97 juta ton. Untuk jagung, produksi diproyeksikan 16,68 juta ton dengan kebutuhan 15,7 juta ton.
(Sumber – ANTARA)
