Cortara - Indonesia Online News Logo Small

Inflasi Agustus 2025 Capai 2,31%, Didorong Kenaikan Harga Pangan

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa harga beras di tingkat penggilingan, grosir, dan eceran mengalami kenaikan pada Agustus 2025.

“Harga beras yang kami sampaikan ini merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia,” ujar Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rilis BPS, di Jakarta, Senin (1/9/2025).

Menurut rinciannya, harga beras di tingkat penggilingan naik sebesar 1,87 persen secara bulanan (mtm) dan 6,15 persen secara tahunan (yoy). Berdasarkan kualitas, harga beras premium di penggilingan meningkat 2,32 persen (mtm) dan 5,77 persen (yoy), sementara beras medium naik 1,46 persen (mtm) dan 6,58 persen (yoy). Di tingkat grosir, BPS mencatat inflasi sebesar 0,64 persen (mtm) dan 5,56 persen (yoy). Sementara di tingkat eceran, kenaikan tercatat sebesar 0,73 persen (mtm) dan 4,24 persen (yoy).

Secara umum, beras termasuk salah satu kontributor utama inflasi tahunan Agustus 2025 yang mencapai 2,31 persen (yoy). Selain beras, bawang merah dan tomat juga memberikan andil besar. Pudji menyatakan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi tahunan Agustus 2025, sebesar 3,99 persen (yoy) dengan andil 1,14 persen.

Hal ini sejalan dengan inflasi komponen harga bergejolak yang mencapai 4,47 persen (yoy) dengan andil inflasi 0,72 persen. Selain bawang merah dan beras, tomat juga termasuk komoditas penyumbang utama pada komponen ini.

Sementara itu, komponen inflasi inti mengalami inflasi sebesar 2,17 persen (yoy) dengan andil terbesar terhadap inflasi umum, yakni 1,39 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil pada inflasi inti adalah emas perhiasan, minyak goreng, dan kopi bubuk.

Adapun komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 1 persen (yoy) dengan andil 0,20 persen. Komoditas dominan dari komponen ini adalah tarif air minum PAM di 13 wilayah, Sigaret Kretek Mesin (SKM), dan bahan bakar rumah tangga.

Di sisi lain, Perum Bulog memastikan bahwa penyaluran beras tetap berjalan normal meskipun terjadi aksi demonstrasi dalam beberapa hari terakhir. Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menegaskan bahwa distribusi tidak terganggu dan penjualan langsung ke masyarakat tetap dilakukan.

“Enggak (distribusi tak terganggu). Dengan keberadaan yang demo pun kemarin kami jualan di Car Free Day. Alhamdulillah kita bawa lima ton beras, laku empat ton beras. Sisanya yang satu ton, kita bagikan ke teman-teman ojol (ojek online) supaya ada agak ada kedamaian,” kata Rizal usai rapat koordinasi di kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta, Senin (1/9/2025)

Merespons isu kelangkaan beras di sejumlah ritel modern, Rizal membantah adanya hambatan distribusi. Menurutnya, tingginya permintaan masyarakat menyebabkan stok sempat kosong meskipun pasokan terus digelontorkan.

“Terkait isu kelangkaan beras di ritel modern, kita sudah distribusikan semuanya sesuai perintah semaksimal mungkin untuk disalurkan ke pasar tradisional, termasuk juga ritel modern dan koperasi merah putih,” ucap Rizal.

Dia menjelaskan bahwa proses rebagging dan pengiriman ulang sedang dilakukan agar stok kembali normal di minimarket.

Rizal menegaskan bahwa Bulog bekerja keras untuk memastikan ketersediaan beras sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto. “Teman-teman Bulog hari ini tanggalannya hitam semua, tak ada yang tanggal merah, untuk mengejar sesuai arahan Bapak Presiden supaya stok betul-betul digelontorkan semaksimal mungkin,” lanjutnya. Bulog, kata Rizal, siap melayani kebutuhan pasokan ritel modern sesuai permintaan. “Kita malah kalau perlu, ritel modern sebanyak-banyaknya pesan ke kita,” tegasnya.

(Sumber – republika.id)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *