JAKARTA — Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) menyambut positif kehadiran Bobibos (bahan bakar original buatan Indonesia, bos) sebagai inovasi energi baru dalam negeri. Plt Kepala Lemigas, Noor Arifin Muhammad, mengatakan pemerintah memberikan dukungan terhadap upaya menghadirkan alternatif bahan bakar yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Menurut Arifin, inovasi seperti Bobibos menjadi bukti bahwa ekosistem energi Indonesia semakin terbuka pada teknologi baru dan mendorong kemandirian energi nasional. Namun demikian, ia menegaskan bahwa setiap inovasi bahan bakar tetap perlu mengikuti proses verifikasi sebelum dapat beredar luas.
“Namun demikian, untuk sebuah inovasi di bidang bahan bakar sebelum dapat dipergunakan secara luas oleh masyarakat, terdapat prosedur teknis dan regulasi yang wajib dijalani,” kata Arifin kepada Republika, Rabu (19/11/2025).
Proses tersebut meliputi uji laboratorium, engine test bench, dan uji jalan, hingga rekomendasi teknis serta spesifikasi bahan bakar. Selain itu, badan usaha pengembang harus memiliki izin usaha sesuai ketentuan regulasi.
Arifin menegaskan prosedur ini bukan hambatan, melainkan bentuk perlindungan. “Tetapi untuk menjamin bahwa bahan bakar tersebut aman digunakan, tidak menimbulkan risiko terhadap kendaraan maupun lingkungan, mendukung keselamatan bagi pengguna, serta dapat memberikan kepastian dan perlindungan bagi konsumen,” ujarnya.
Founder Bobibos, M Iklas Thamrin, optimistis inovasi bahan bakarnya dapat bersaing secara nasional sebagai sumber energi yang rendah emisi dan terjangkau. Produk tersebut dikembangkan melalui proses biokimia lima tahap ekstraksi tanaman yang menghasilkan bahan bakar nabati berkinerja tinggi.
“Kami percaya pada kualitas, harga ekonomis, rendah emisi, aman bagi kendaraan, dan Bobibos memiliki semua itu. Karena itu kami yakin Bobibos bisa bersaing di pasar,” ujar Iklas.
Ia juga menyebut pihaknya terus berkoordinasi dengan regulator untuk mendapatkan legalitas penuh sebagai energi alternatif nasional. “Intinya kami ingin segera legal agar bisa menjadi energi merah putih yang berkualitas dan ekonomis,” tegasnya.
Bobibos kini menyiapkan pabrik percontohan kapasitas 1,5 juta liter per bulan serta distribusi melalui SPBU dan BosMini yang menyasar daerah pelosok. Rangkaian uji teknis bersama lembaga pengujian juga disebut telah menunjukkan hasil positif terhadap performa kendaraan.
Harapannya, Bobibos menjadi “energi rakyat” yang memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus menekan emisi untuk kualitas udara lebih baik.
(Sumber – Republika)

