JAKARTA — Peluncuran ESG Advisory Playbook untuk sektor perkebunan kelapa sawit dilakukan dalam rangkaian BNI ESG & Sustainability Transition (BEST) Event 2025, bertema “Driving Sustainability in Palm Oil Sector with BNI”, di Menara BNI Pejompongan, Rabu (19/11/2025). Inisiatif ini menegaskan posisi BNI sebagai bank pertama di Indonesia yang menyediakan panduan komprehensif bagi debitur untuk melakukan transisi hijau secara terarah, terukur, dan sesuai standar global.
Langkah strategis ini muncul di tengah meningkatnya tuntutan internasional terhadap praktik industri sawit yang berkelanjutan, termasuk regulasi European Union Deforestation Regulation (EUDR) yang berdampak pada rantai pasok komoditas sawit Indonesia.
Wakil Direktur Utama BNI, Alexandra Askandar, menegaskan bahwa playbook ini menjadi alat strategis bagi pelaku industri sawit untuk memperkuat praktik keberlanjutan di tengah dinamika regulasi global. “Advisory playbook ini merupakan panduan bagi para pelaku usaha untuk memulai dan meningkatkan upaya transisi sesuai strategi dan kapabilitas perusahaan, sehingga proses transisi dapat dilakukan secara lebih sistematis dan terarah,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (20/11/2025).
Peluncuran playbook kali ini juga menjadi lanjutan keberhasilan BEST Event 2024, yang sebelumnya fokus pada implementasi Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) bagi debitur sektor energi. Tahun ini, BNI memperluas cakupan pendampingan ke sektor kelapa sawit, yang merupakan sektor strategis dengan kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional. “Sebagai bank pertama di Indonesia yang memiliki advisory playbook, hal ini menegaskan komitmen BNI untuk terus menjadi mitra debitur dan mendukung proses transisi Indonesia menuju target NDC 2060 atau lebih cepat,” jelas Alexandra.
Penyusunan playbook dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) pada 30 Oktober 2025, yang melibatkan berbagai pihak, termasuk International Finance Corporation (IFC), Kementerian Pertanian, GAPKI, dan PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV). Masukan dari pemangku kepentingan ini membuat panduan bersifat aplikatif, relevan, dan mampu menjawab tantangan nyata industri sawit di lapangan.
Dalam acara peluncuran, sejumlah narasumber membagikan pengalaman terkait penerapan roadmap transisi ESG serta tantangan implementasinya, termasuk Reina Haronima Tampubolon (VP Green Energy Business Development PTPN IV) dan Agus Purnomo (Direktur Keberlanjutan PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk). Sementara itu, Togu Rudianto Saragih dari Direktorat Kelapa Sawit Kementerian Pertanian dan Mukti Sardjono dari GAPKI menekankan pentingnya kolaborasi lintas pelaku usaha untuk mempercepat transisi keberlanjutan sektor sawit.
Alexandra menegaskan bahwa peluncuran playbook bukan sekadar dukungan sesaat, tetapi bagian dari komitmen jangka panjang BNI bagi debitur. “Advisory playbook ini kami harapkan dapat menjadi panduan praktis bagi para pelaku usaha untuk merancang dan memperkuat upaya transisi yang selaras dengan strategi dan kapabilitas perusahaan, sehingga setiap pelaku usaha memiliki akses terhadap pendampingan yang relevan dan solutif dalam menghadapi dinamika transisi keberlanjutan,” katanya.
Hadirnya ESG Advisory Playbook ini semakin menegaskan peran BNI sebagai lembaga keuangan yang aktif mendorong transformasi keberlanjutan di sektor strategis nasional. Langkah ini juga menjadi kontribusi nyata dalam mendukung pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia, mempercepat target net-zero emission 2060, dan memperkuat daya saing industri sawit di pasar global.
(Sumber – CNBC Indonesia)

